Jumat, 26 Desember 2008

Empat Tahoen Sudah

Peu nyan rindu
Apa itu rindu

Han lon teujeut peugah
Sulit untuk di ungkapkan
Okey lah
Baiklah
Bah takubah mantong rindu nyoe
Biarlah rindu ini kita simpan
Dilanget tujoeh
Dilangit ke tujuh
Singoeh..
Esok
Tapinjam burak untuk tajak cok keulai
Kita pinjam burak untuk kita ambil kembali

Meunyoe sibok… bek
Kalau sibuk…. jangan
Meunyoe teungeut…. Eeh
Kalau ngantuk…. tidur
Meunyoe deuk… pajoh mie
Kalau lapar… makan mie
Meunyoe rindu…
Kalau rindu..

Loep lam ija kroeng
Pakai kain sarung
Ta meusom dari malam
Sembunyi dari Malam
Ta garie gakie ngon rantee
Pasung kaki dengan rantai
Bek jie meu we-wen oh wate ta eh malam
Biar tidak bermimpi diwaktu tidur

Meunyoe singoh beungoh atau lusa raya
Kalau besok atau Lusa
Oh watee jaga
Begitu terjaga
Bah keuh rindu nyan
Biarlah rindu itu
Jeut keu naleung dikeu seuramoe rumoh
Menjadi rumput dihalaman depan rumah

Peut thoen ka….
Empat tahun sudah

Rabu, 24 Desember 2008

Bahan Sampah Kertas Produksi Awel

Tidak mengherankan memang, kalau produk awel di minati, selain warna yang menantang, bentuk dan bahan menjadi andalan. Lihat saja biji sawit di sulap menjadi penyeimbang keunikan, hasilnya kwalitas yang prima. produk yang tersedia :
1. Tempat Bawaan pengantin
2. Celengan ukuran besar, sedang dan kecil
3. kotak perhiasan besar, sedang dan kecil
4. Tempat pinsil dan pulpen
5. Vas bunga
6. Kaligrafi Allah dan Muhammad
7. Frame Photo
Salut untuk awel. semoga terus berkarya....

Senin, 24 November 2008

Semarak Hujan Sabtu Minggu

Hujan hari sabtu di Solong (22/11/2008), jadi ingat ketika dulu, ketika setiap kali azan berkumandang dimesjid perjuangan di kotabaru, para jamaah berlomba-lomba untuk hadir secepatnya di mesjid tersebut. Kita orang udik jadi bertanya, ada apa, apa memang selalu begitu, atau tertentu saja atau malah ada alasan lain. Dari pada bingung beribu ampun, mending, coba ikut-ikutan kemesjid yang jaraknya hanya sekali hela nafas dari padepokan. Payah memang payah, berdesak-desakan, terakhir shalat isya saja ditrotoar, mengalah, bukan karena menang tapi memang sudah tidak ada ruang tempat bernafas lagi didalam mesjid. Tidak ada yang beranjak dari pinggir trotoar, dan yang bikin bingung, jamah terus berdatangan. Akhirnya, salam sejahtera terdengar, mendengar suaranya, seperti pernah mendengar suara itu. Kira-kira dimana ya, tanpa sungkan bertanya pada jamaah yang berada disamping. Pak, yang ceramah siapa, Amin rais singkat. MasyaAllah, ini toh tokoh itu (saya juga gak ngerti arti tokoh). Betapa banyaknya orang-orang ini. sesekali mereka tertawa, senang dan bahagia mendapat petuah. Sebaliknya, kemarin dibawah guyuran hujan, tertawa itu tidak pernah hilang. Masih seperti yang dulu, bobot bicara selalu nyerempet-nyerempet labi-labi (angkutan politik) lain, bibit bicara selalu seperti bahan kuliah, mengajarkan kepada semua khalayak mahasiswa (walaupun ada yang gak mungkin dibilang mahasiswa lagi)dan bebet bicara, ampun..ampun...masih teringat ketika meminta massa mahasiswa untuk tidak berbuat anarkis dikampus. Dibawah tenda warna warni, ditemani segelas kopi, sanger dan teh, semua orang takjub mendengar hikayat politik yang sekarang lagi membumi "KRISIS GLOBAL". Lagi-lagi kita orang udik bingung, tapi bagaimana ya...hidup harus terus jalan.
TAMAN BUDAYA (23/11/2008), mata berjingkrak-jingkrak, hidung kembang-kembang, daun telinga meudhot-dhot, jantung jangan tanya.....berderik-derik, gimana ngak...wong yang nabuh Rapi, jimbe, drum, seureune kalee dan perkusi gotong royong menabuh. Kebayangkan gimana bunyinya...pokoknya semerak abis sabtu minggu kemaren.

Selasa, 14 Oktober 2008

Sambungan "Its Complicated ACEH"

Sekonyong-konyong, dari rusuk tengah ruangan, berdiri orang berperawakan tinggi kekar, rambutnya dibiarkan tergerai memanjang, matanya tajam menatap teman-teman yang lain, tampak raut keseriusan diwajahnya, jari telunjuk diacungkan tinggi-tinggi "lon na chit keu meu peutroh bak ngon-ngon mamandum" (saya juga punya hal yang ingin saya bagikan pada teman-teman, cerita bergulir dari mulutnya, ketika dia mengelilingi daerah pesisir aceh, seringkali, menurut dia, yang ditemukan adalah warung nasi, warung pakaian. Seseorang nyelutuk tanpa sadar, yang benar bang.... masak negeri seluas ini isinya cuma warung nasi dan warung pakaian. mata teman itu menatap orang yang berkomentar tadi, sambil tersenyum dia berkata, ini yang saya liat, kalau yang anda lihat mungkin berbeda, tapi menurut saya warung pakaian adalah yang menarik, tanpa ragu dia menceritakan ketika harus berdesak-desakan masuk ke salah satu counter pakaian, betapa kagetnya ketika ada baju kaos berkerah, mungkin produksi eropa dengan harga 467.000. Siteman tanpak ragu, kemudian memanggil penjaga counter, semenit kemudian yang dia dapati adalah senyum dari penjaga counter, sambil berbisik, teman itu bertanya emang ada yang beli bu...???, ada jawab sipenjaga. semenit kemudian barulah siteman tersadar dari penjelasan penjaga, pembeli bukan melihat harganya tapi menghitung style serta gaya hidup. ternyata model eropa, gaya eropa, style eropa serta harga eropa sangat diminati oleh orang aceh kita yang konsumtif. maka dengan tegas teman tersebut mengatakan bahwa sebagian darah orang aceh mengalir darah-darah eropa yang gemerlap dengan dunia fashion. mulai dari jam tangan, tali pinggang, celana, baju sampai kedompet bertebaran merek-merek eropa yang mudah dijumpai diseputaran penayong dan pasar aceh. Sebelum siteman duduk, mulutnya yang ditumbuhi kumis tipis melanjutkan dengan cerita warung nasi. Dibeberapa wilayah aceh, aroma makanan hindia masih sangat terasa, sambil bertanya pada teman-teman yang hadir, teman tersebut memberi contoh makanan yang selalu kita jumpai seperti karikambing, masakputih, nasi briyani, kuah dalicha, sampai ke mandret yang kaya akan rempah-rempah. munurutnya kalau sudah menyangkut urusan makan, maka yang dominan adalah makanan hindia, disamping aroma menggugah selera, rasa yang timbulpun beraneka ragam. sebelum menutup, teman tersebut mengatakan bahwa dalam tubuh kita, mengalir darah-darah ARAB, CINA, EROPA dan HINDIA, mana yang lebih menonjol, tergantung kondisi dan lingkungan yang memilih. teman-teman yang lain terdiam, benarkah seperti itu kejadiannya atau mereka masih mencerna, mencermati atau malah merenung tentang dirinya sendiri

Selasa, 23 September 2008

Ngajogjakarta Buka Puasa

Ngajogjakarta, menu coto makasar terhidang rapi, dan menantang, senyum kebahagian tersungging. Alangkah indahnya silaturrahmi, berjabattangan, berjabat hati, setelah sekian lama hilang ditelan kesibukan dan aktifitas masing-masing. setelah menunggu, akhirnya waktunya sampai, semua menikmati menu sederhana yang menggugah perasaan. Tidak selamanya makanan sederhana tidak meninggalkan kesan. Terima kasih, maimun/kakshar yang telah dehdoh mengumpulkan sebagian kecil kawan-kawan jogja yang berserakan dihampir semua sobekan kertas wilayah aceh. Mungkin satu saat nanti akan banyak kawan-kawan yang hadir, walaupun tanpa agenda, biarlah mulut robek cuma gara-gara sayatan canda dan tawaria. takkan pernah menyesal walau hanya agendanya cuma ketawa dari datang sampai pulang. Mater Nuwon sanget..... kanjeng mas prabu adipati sinuhun maimun mahmilul, dan kawulo rakyat aceh jogja kabeh-kabeh. isok-isok ngumpul bareng neh yo....

Senin, 15 September 2008

Baju-baju kaos etnik Kampoeng Atjeh Handicraft

Seng Qiyu abies... buat selvas jogja (is krapyak), pemasok baju kaos etnik berbahan Kardet, salman yang rela udah-uduh nganterin baju kaos tengah-tengah malam, serta ikut-ikutan apah-apah ketika harus menaikkan harga baju, gara-gara harus ngikuti pemerintah yang menaikkan harga BBM. Tapi jangan berkecil hati klo da supplier yang meu-pep-pep gara-gara harga baju naek, maklum, mereka baru mulai usaha jual-menjual. Maimun bek laye berbahan karded dan kombet, Sang ka-ngop ngon NGO, setelah 6 bulan berjalan, ternyata peminat baju bek layee makin meningkat, hanya satu diantara seribu pesan, maju terus dan bisnis baju ternyata juga menjanjikan. trus klo ada permintaan jangan nada dering tar-sok....tar sok yang bunyi ya... kasihan pelanggan yang udah kecandu ma beklayee. Rampago de Brajoem memang meninggalkan luka hati iri akan kreativitas ide dan desain, bagaimana tidak, zaman teknologi tinggi begini, tiba-tiba security layar detector harus sibuk gara-gara ada mugee manok lewat depan mata, go....go....go...debrajoem. mungkin sebagian teman bertanya berapa harga jual kaos dikampoeng atjeh handicraft, tenang.... semuanya dijual dari harga Rp. 40.000 sampai Rp. 55.000. Murah kan?. Bagi teman-teman yang tidak punya kaki panjang untuk sampai di kampoeng atjeh handicraft Banda aceh, bisa memesan melalui blog ini, dengan tidak lupa menyertai pilihan yang akan dipesan atau kalau mau lebih detail tentang desain, kita bisa kirim desain melalui email yang yang teman-teman kirim. Kami tunggu teman-teman di Bumi Yang Cantik Jelita yaitu Kampoeng Atjeh, terima kasih


Rabu, 10 September 2008

Its complicated ACEH = Arab, CINA. Eropa, HINDIA

Kampoeng Atjeh Community Develop Organizer, tanpa sengaja terjebak dalam arus lalulintas diskusi paling panas yang pernah ada. Bagaimana tidak, dalam diskusi ini dikupas habis-habisan tentang karakteristik, sikap, kemampuan dan keahlian masyarakat aceh terkini. meja sudut kiri, sinyalemen menguat, Ureung Aceh mandum Manok Agam, hampir rata-rata, itupun klo kita bisa mengatakan hampir semua, orang aceh pingin jadi boss ditempat dia bekerja, mereka lupa, sebenarnya kemampuan manajerialnya kurang, tapi yang namanya orang aceh, keras kepalanya mengalahkan segalanya. Ups... saya jadi ingat, ketika tahun 2006 mengikuti 1 workshop tentang housing component, seorang pembicara, dari referensi yang ditampilkan, pernah bekerja dihampir seluruh bumi ini termasuk indonesia dan aceh, berperawakan kebapakan, bahasa aceh yang kental, walaupun semua peserta tau kalau dia berasal dari bumi EROPA, termanggu, terdiam ketika menceritakan perkembangan programnya. Ahli perumahan itu begitu terpukul, ketika hampir semua metode perumahan dan disiplin ilmu arsitek harus kalah dengan kerasnya kepala orang-orang disini. Keras kepala yang diangungkan itu mirip sekali dengan batu karang yang kokoh, fanatik, ditunjang dengan Kemampuan agama diatas rata-rata, maka tak salah ketika sebagian memfavoritkan sebagai aceh = arab. Semua orang aceh berkeinginan menjadi pemimpin, walau hanya bermodal ilmu keras kepala. Saya jadi ingat kawan saya lagi, yang punya usaha klontong keluarga, dengan bangga bercerita, dulu waktu saya yang jaga, saya bisa menggaji diri saya sendiri dengan tinggi, tapi begitu saya mempunyai staff, saya berusaha untuk menurunkan ring gaji, biarpun posisi jabatannya sama. Mata saya jadi gelap, pitam, tanpa sadar aceh = cina. Prinsip ekonomi berlaku habis-habisan disini, dengan modal kecil, bisa mendapatkan keuntungan sebesar dunia. (bersambung)

Kamis, 28 Agustus 2008

Sambutan Hangat Seorang Teman

Krinng.........kringggg, Assalamualaikum, ini saya..... begitulah suara teman lama bersambut, bercerita tentang negeri sakura yang megah, yang entah mengapa begitu rindu menyapa saljunya, membisikkan semilir anginnya. Mata teman itu berbinar ketika bercerita tentang beberapa perempuan negeri sakura menggunakan tas bordiran aceh. Tanpa sadar bertanya, apakah sudah ada supplier tas bordiran untuk kampoeng atjeh handicraft. Kringg.....krinnngg.... 2 hari kemudian, seseorang mengaku temannya teman saya datang berkunjung, menawarkan barang yang tak lain adalah tas bordiran aceh.
Seiring perjalanan waktu, permintaan akan tas bordiran terus meningkat. Saya jadi ingat ketika orderan buat acara Konferensi Internasional Aceh Hijau, Temannya teman saya itu harus kerja extra, buat memenuhi permintaan, belum lagi kendala listrik yang sering mati membuat mereka harus bekerja menggunakan mesin manual dan menggunakan genset kecil.
Ketika suatu minggu tiga orang yang bermata sipit mampir di kampoeng atjeh handicraft, membeli beberapa tas bordiran aceh, kemudian tanpa sengaja bertanya, berasal dari mana, ternyata cerita teman saya bukan pengantar tidur semata. Mereka berasal dari negeri yang teman saya rindukan. Sekali lagi, mimpi itu menjadi kenyataan. Semoga kerjasama ini terus berlanjut, salam manis.

Sabtu, 16 Agustus 2008

Produk-produk Seuke Aceh Trienggadeng

Trienggadeng, Sekitar 3 jam perjalanan darat melewati hamparan perbukitan seulawah yang mendaki serta hamparan sawah yang luas di Glumpang Mieunyeuk dan Teupi Raya. Sesekali, rombongan gadis-gadis dan ibu-ibu berkerudung rombongan takziah menggunakan mobil pick-up terbuka lewat. Senyum kepanasan tergambar dimuka mereka. Memasuki daerah Tringgadeng, hawa pesisir laut tercium. Disepanjang pesisir pantai itulah pohon pandan (seukee dalam bahasa aceh) tumbuh bergerombol. Menurut masyarakat sekitar, pohon pandan tumbuh dari peurade sampai ke meureudu. Dipinggir jalan lintas Banda Aceh - Medan, setelah pasar trienggadeng, kantor seuke aceh berdiri, memanfaatkan ruang yang tersedia, semua produk pandan tersaji begitu indah. Kawan lamapun muncul, setelah bernostalgia, pemesan barangpun dimulai, yang rencananya akan kami jual di Kampoeng Atjeh Handicraft dibanda aceh. Kelompok ibu-ibu seuke aceh, mendapat dukungan dari PEKERTI dan Save The Children, dalam memulai usahanya, telah mengikuti berbagai even pameran baik lokal maupun nasional. Yang menarik adalah, hampir semua pelanggan merasa terkesima dengan warna yang menggugah selera. Semoga mereka terus berkarya....

Rabu, 13 Agustus 2008

The Kampoeng Atjeh Training Center



Kampoeng Atjeh Training Center, melakukan berbagai bentuk pelatihan pembuatan produk kerajinan yang berbasis bahan baku ramah lingkungan, penggunaan bahan-bahan yang terbuang, serta bahan-bahan yang mudah didapatkan dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, disamping juga melakukan kerja sama dengan pengrajin diluar aceh untuk membantu mengirimkan tenaga terampil dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia khususnya ketrampilan dalam memaksimalkan sumber bahan baku yang ada.

Selasa, 12 Agustus 2008

Kampoeng Atjeh Traditional Foods


Bada Reuteuk, makanan kegemaran anak-anak aceh periode tahun 70-an telah hilang dipasaran, pertanyaan pun bermunculan, apakah karena tidak ada lagi yang memproduksi, atau bahan baku yang terlalu mahal, atau lagi-lagi masalah klasik, kesulitan dalam fase penjualan. Kampoeng Atjeh Traditional Foods, menaruh minat besar dalam meng-inventaris kembali keberadaan makanan-makanan tradisional yang dulunya sangat dimaninati oleh pasar. Kampoeng Atjeh Traditional Foods juga mendorong tumbuhnya kembali UKM-UKM yang bergerak dibidang makanan tradisional, dengan cara membantu proses-proses perizinan Dinas Kesehatan, Balai pengawasan Obat dan Makanan, serta membantu UKM yang bergerak dibidang makanan tradisional menerima penyuluhan-penyuluhan makanan sehat, disamping juga membantu dalam hal pemasaran. Harapan besar telah dilahirkan, satu saat nanti kita akan bertemu dengan Bada Reuteuk yang terpampang di pusat perbelanjaan megah, dengan bentuk, kemasan dan rasa yang istimewa.

Kampoeng Atjeh Organizer

Kampoeng Atjeh Organizer lebih memfokuskan diri dalam mengelola event/acara berskala nasional maupun internasional. Even/acara yang diorganisir berupa seminar, workshop, konferensi, grand opening dan pameran. Sering juga bekerja sama dengan Even Organizer dari daerah lain dalam mengelola sebuah even. Pada tanggal 2-3 juli 2008, bersama dengan RE Communication menggarap Konferensi International Aceh Hijau yang berlangsung diBanda Aceh.

Kampoeng Atjeh Natural Design and Creative Product



Kampoeng Atjeh Natural design and Creative Product adalah unit kegiatan yang memfokuskan diri dalam membantu UKM dalam mendesain produk, logo dan kemasan yang bernuansa natural. produk-produk yang ditawarkan pun sangat diminati oleh pasar.

Senin, 11 Agustus 2008

Kampoeng Atjeh Handicraft

Kampoeng Atjeh Handicraft menjual berbagai macam bentuk kerajinan baik lokal maupun nasional yang berbasis pada penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan. Sejauh ini Kampoeng Atjeh Handicraft telah mengumpulkan barang-barang seperti produk-produk tikar, eceng gondok, rotan, produk-produk sulam dan kasab, aneka macam kaos etnik, produk-produk kelapa, aneka produk laut seperti kerang, pasir laut, mutiara, serta berbagai produk kayu dan produk-produk sampah seperti tas dari bahan baku bungkusan plastik. Terima kasih untuk kawan-kawan, Emi dan kawan-kawan pekerti, dwi galery, morenk, selvas jogja, dedy debrajum rampago, beklayee, smoeng seumeulu, ridha kodok, ibu-ibu pengrajin nusa, tas bordir lhokseumawe dan teman-teman lainnya, semoga kerjasama ini akan terus berlanjut.

The Kampoeng Atjeh


Bakoeng Asoe
Bumi aceh sekarang telah berubah, setelah Gempa dan Tsunami masyarakat dihadapkan akan persaingan pasar yang sangat terbuka. Kompetitor-kompetitor baru telah lahir, aceh sekarang bukanlah aceh yang dulu, yang tetutup mata dan telinga. Banyak sektor memerlukan pendamping dalam memulai tantangan.
The Kampoeng atjeh sebagai rumahnya anak-anak muda yang kreatif berkeinginan menjadi pendamping masyarakat, institusi dan lembaga-lembaga lokal dalam memenuhi segala impian dan tantangan.Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab, apakah kita akan tersingkir atau tetap bertahan menghadapi tantangan demi tantangan.

The Kampoeng Atjeh didirikan dengan maksud memfasilitasi masyarakat, institusi dan lembaga-lembaga lokal maupun internasional dalam mengemas sebuah event/acara yang berbasis (environmental friendly) ramah lingkungan, menjual produk-produk kerajinan lokal maupun nasional, menjual makanan-makanan tradisional yang sehat dan bercitarasa, memfasilitasi pelatihan yang berbasis produk daur ulang (recycle product) serta membantu segala bentuk desain dan kemasan.