Kamis, 25 Juni 2009

Cerita Mugee Tika

Entah apa yang ada dikepala, ketika semangat membela kaum dhuafa diartikan berfoya-foya, dari tanggal min sampai nun tahun 2009, menyibukkan hari-hari dengan senyum ibu-ibu pengrajin tika dan penjual mie caluk kesukaan sekolah dan peyek kacang. semangat membantu ketika mulai dari duduk-duduk diwarung kopi solong, memacu untuk menerima tantangan yang sebagian teman berbisik, payah, capek, gak punya visi dan belum iklas memberi. Entah apa yang salah... perahu itu tidak berangkat juga ke laut, padahal telah dicat baru, diberi jala baru, kail dan mata pancing baru dan minyak untuk mesin hidup dilaut yang penuh gelombang pasar yang menguncang. Cerita pun bermula dari pasar survey yang ingin memacari pembeli ikan, menghitung calon pesaing penjual ikan lain dan cerita sinetron gaya klasik bernuansa arab tentang kehidupan orang-orang nelayan yang mengelola boat pemberian toke, yang sampai sekarang belum ikhlas memberi boatnya. Selanjutnya strategi perang pun disusun, taktik tempur pun direncanakan, yang membuat target musuh ikan tak bisa meulawan ketika dibombardir dari segala macam penjuru. Tapi mengapa mesiu pertempuran selalu meninggalkan luka, muge tika tidak melakukan apa-apa, pesan singkat masuk dari hP nelayan yang baru datang dari jakarta, Lagi-lagi cerita asrama malem diwa berkembang.... membawa lari selendang tubuh rupawan..yang membuat perahu oleng kekiri dan kekanan. Lantas mengapa tidak jalan-jalan juga boatnya.... Muge tika berbisik... toke boat belum ikhlas melepas semua ini, pinginnya dia yang nahkodai, pinginnya dia tarik pukat, pinginnya dia yang jual, pinginnya dia mengumpulkan orang-orang..... Huh....sejarah selalu berulang.... kekuasaan selalu melawan2. Mugee tika pun berpesan, kalau sudah memberi... ikhlaskan, jangan pernah bertanya tentang berapa banyak yang sudah dibelikan boat, kail, jaring, jala.....yang dari dulu sebenarnya hanya menambah belanja rumah sehingga harus menjual ikan sedikit lebih mahal. dan berkesan selalu dipaksa untuk menerima.... ah....lagi-lagi penjual mie caluk tersenyum, saya tidak menerima apapun, saya tidak mau menerima apapun, karena bisul menerima pasti akan pecah dan minta untuk selalu dihormati.... ya siapa lagi yang gila hormat selain toke boat yang tidak pernah bisa ikhlas.... tambah 2 lagi mie caluknya ya kak mie....