
Hai aneuk lon sayang
Ayah poma pih ka seunang
Ka tawoe...tawoe...taweo
Meusahoe lam ie raya....Tawoe bak rabbana....
Air mata ini mengering disudut mata itu... setelah sekian lama tidak bertemu, engkau hadir dihadapanku, memelas pelukan, wahai anakku... engkau telah besar sekarang, begitulah dunia, ada yang tertidur dipelukan papa-nya menunggu mama yang tidak selesai-selesai audiensi (take vocal) mau keluarin album terbaru kayak-nya. Belum lagi burung nuri yang tenggelam bersama gosip sikepala pemuda yang kepincut janda muda yang lagi merah merekah pecah-pecah (sariawan). Duuuuuummmmmm...begitulah bunyi dinamit dimana-mana. penjualnya tersenyum, mie caluk depan lapangan bola meureudu memang tidak ada duanya... Whaaattt.... gak yang dulu, gak yang sekarang, sama saja, dua-duanya tukang malakin makanan dan sanger panas.... dasar. Mampir bang.... begitulah panggilan penjual lemang tangse disudut jalan itu.
1 komentar:
Saleum Meutuah, meulangkah bak teumpat kamoe..
Posting Komentar