
Seiring perjalanan waktu, permintaan akan tas bordiran terus meningkat. Saya jadi ingat ketika orderan buat acara Konferensi Internasional Aceh Hijau, Temannya teman saya itu harus kerja extra, buat memenuhi permintaan, belum lagi kendala listrik yang sering mati membuat mereka harus bekerja menggunakan mesin manual dan menggunakan genset kecil.
Ketika suatu minggu tiga orang yang bermata sipit mampir di kampoeng atjeh handicraft, membeli beberapa tas bordiran aceh, kemudian tanpa sengaja bertanya, berasal dari mana, ternyata cerita teman saya bukan pengantar tidur semata. Mereka berasal dari negeri yang teman saya rindukan. Sekali lagi, mimpi itu menjadi kenyataan. Semoga kerjasama ini terus berlanjut, salam manis.